Tuesday, February 27, 2018

Semanis macaron Chapter 02



“Tidak apa-apa sayang, disini banyak anak seumuranmu, cobalah untuk bergaul.” Aku tidak bergeming dari tempatku berdiri, aku terus meremas bajuku dengan airmata yang membanjiri kerah baju. Mataku merah dengan perban mengelilingi kepala. Aku berdiri disamping lelaki yang tinggi menjulang dengan jas dan dasi yang rapi. Dia seorang petugas sosial yang mengantarku tiga belas tahun lalu ke panti asuhan setelah aku kehilangan orang tuaku seminggu sebelumnya dalam kecelakan mobil tunggal.
Aku, mama, dan papa akan pergi ke puncak malam itu, untuk merayakan ulangtahunku yang ke dua belas, kondisi jalan yang gelap dan hujan deras membuat jarak pandang hanya beberapa meter. Saat di jalan lingkar ada sebuah truk yang terparkir dibahu jalan, karena kondisi jarak pandang yang buruk papa tanpa sadar membanting setir ke kanan melawan arus dan tergelincir menuju hutan, mobil kami menabarak pepohonan dan beberapa hari kemudian yang ku ingat hanya ruangan putih yang besar, ruang anak-anak dirumah sakit dimana aku dirawat setelah kecelakaan, ruang dimana pertama kalinya aku membuka mata setelah kejadian yang tak terduga itu. Di dalam ruang bangsal dengan segala riuh tangis anak-anak yang pecah, aku melihat sekeliling sesaat mencari mama dan papa sebelum akhirnya aku terpejam lagi.
Aku cukup dewasa untuk mengetahui apa arti kata tiada, meninggal, tewas.
Setelah beberapa jam penjelasan yang berbelit dari pihak panti sosial, aku diantar ke panti asuhan. Aku hanya berbaring di kamarku, makan jika dipaksa, tidak bersekolah, mandi jika dipaksa, masa peralihan hidupku berlangsung sekitar tiga bulan. Setelahnya aku berangsur membaik, mulai bergaul dengan penghuni panti lainnya dan bersekolah.
Sekolah lamaku lebih menjanjikan, semua peralatan lengkap, dengan ruang olahraga yang besar, kolam renang, lapangan untuk kegiatan atletik, ruang musik untuk kegiatan marching band, semua ada tapi tidak disini. Sekolah ini tidak terlalu buruk, ruang kelas besar dengan perpustakaan yang besar dan lengkap, ruang olahraganya cukup besar, tidak ada kolam renang dan ruang musik.
Aku dibimbing seoarang guru wanita yang cantik menuju ruang kelasku, sepanjang jalan hanya lantai yang aku lihat, aku masih melamun bertanya ke dalam diriku sendiri kenapa aku disini. Guru cantik itu menempatkan tasku di bangku dan mepersilahkanku duduk.

Tangan seseorang menepuk pundakku dan menghancurkan lamunanku. Tangan yang sangat dingin, aku menolehkan muka dan melihat siapa yang sudah menghancurkan lamunanku.
Mata cokelat muda terang menyambutku dengan hangat, sangat berbeda dengan tangannya yang sedingin es. Hari itu merupakan hari pertama aku bertemu Andre, kita teman sekelas.
Semenjak hari itu aku dan Andre berteman, kita selalu bersama. Kami masuk SMP yang sama dan saat SMA dia memintaku menjadi kekasihnya. Kami tak terpisahkan.
Saat SMA aku bekerja paruh waktu di toko musik milik paman Andre, itu merupakan hal yang terindah, karena musik adalah hidupku. Papaku seoarang komposer musik dan ibuku pemain cello, ibuku sering konser keluar negeri dan biasanya aku dan papa selalu hadir di bangku depan, VIP, sangat memuaskan.
Aku hanya menghabiskan waktu selama sepuluh tahun dengan ibuku, dia meninggal saat usiaku sepuluh tahun karena serangan jantung. Setahun setelahnya papa menikah lagi dengan seorang wanita yang baik dan aku panggilnya mama, itupun hanya berlangsung selama kurang dari dua belas bulan. Sebelas bulan lebih dua puluh hari yang bahagia dan penuh siksa.

Aku bahagia melihat papa bahagia setelah kehilangan ibu, namun setelah ia menikah lagi, tidak ada hari tanpa cemooh di sekolahku, mereka memanggil mama dengan sebutan yang tidak pantas, mengejekku, membuatku sakit hati, apa salah mama, dia baik, kenapa tidak ada kesempatan baginya untuk memperlihatkan betapa baiknya dia. Semua cemooh itu mebuatku sangat muak dan memutuskan untuk sekolah dirumah, lebih baik daripada aku buat keributan di sekolah.

bersambung ...............

minggu depan aku update, ditunggu yaaaa



Thursday, February 22, 2018

Semanis macaron Chapter 1



Tempat yang paling mengerikan itu bukan masalah bagiku, sekarang semua menjadi indah. Rumah sendiri, pekerjaan bergaji tinggi, calon suami yang pasti diidamkan oleh seluruh wanita di penjuru negeri. Aku merasa, bahwa aku memiliki segalanya di usiaku saat ini. Usia yang cukup untuk mendapat cincin berlian di dalam sebuah kotak berlapis suede yang minimalis. Okey, tidak harus yang mahal, apapun itu yang pasti dapat melingkar di jariku dan mengubah namaku menjadi nyonya Andreas. Terdengar mendebarkan dan indah. Bahkan terbayang olehku mata-mata yang penuh cemoohan itu. Mata dari teman-teman yang pernah menjerumuskanku. Aku jamin mereka semua akan terkesima saat akhir bulan nanti dalam acara pernikahanku.
“Jun, undangannya jangan sampai lupa, minggu depan harus sudah selesai diantar.” Andre membuka kaca jendela mobil dan melambaikan tangannya ke arahku.
“Siap bos, semua dalam kendali.” Aku tersenyum dan berlari menuju dalam kantor.
Semua terlihat berantakan di atas meja kerjaku, tapi bukan masalah karena setelah hari ini berlalu tinggal 23 hari lagi menuju hari H, pernikahanku. Tidak lupa aku menyilang tanggal hari ini, sambil tersenyum aku melingkari hari H di tanggalan yang semakin hari semakin penuh lingkaran merah-hanya dibagian itu.
Gina menatap tajam ke arahku yang sedang memegang kalender dan menggigit tutup spidol merah. “Kurang berapa hari lagi nyonya Andrea,” Gina tertawa dan duduk di depan meja Jun, “kalau seperti ini kenapa pernikahanmu tidak kamu majukan saja sayang, aku jadi ikut berdebar-debar, siapa yang menikah siapa yang kawatir.”
Aku tersenyum lebar kearah Gina dengan tutup spidol yang masih ku gigit. Gina adalah yang terbaik, dia teman kuliahku juga teman sekantorku, dia seperti kakak untukku. Aku dan Gina seumuran, tapi rasanya dia lebih dewasa daripada aku.
“Okey,” aku memutar bola mataku, “si ganteng gedung sebelah gimana kabarnya Gin, kapan mau sebar undangan.” Aku mengedipkan mata.
“Ooo hohoho.” Gina tidak menjawab hanya tersenyum, bangkit dan berlari menuju meja kerjanya.
Gina punya hubungan dengan pria sebelah, sebutan yang kurang asik tapi ya sudahlah. Gedung kantorku berada di wilayah perkantoran, jadi ya satu deret jalan berisi beberapa gedung pencakar langit dengan puluhan kantor dan ribuan pagawai. Tepat di sebelah gedung kantorku ada gedung dengan desain unik, bangunan tinggi dengan tanaman rambat yang mengelilingi bangunan. Sempat saat pertama kali aku bekerja dikantorku sekarang ini, gedung sebelah aku kira sebuah cafe mewah, tapi tentu saja bukan, itu perusahaan konstruksi besar. Perusahaan besar dengan segerobolan orang keren berdasi dan selalu menjinjing kopi dan membawa gulungan kertas. Aku sempat berharap Andre bekerja sebagai seorang arsitek seperti Rio. Aku belum bilang ya kan, Rio itu si pria sebelah tunangannya Gina. Kalau dibandingkan sosok keren pria-pria sebelah yang selalu membawa kopi dan kertas gulungan besar, calon suamiku juga sama saja, dia selalu membawa kopi kemanapun, juga kertas, kertas yang berbeda sebenarnya, okey bukan kertas tapi jurnal ditambah lingkaran hitam di sekitar matanya. Kantung mata hitam yang menyebalkan itu hanya hadir tiap bulan kok, harus dimaklumi karena dia bekerja dengan orang-orang penggila uang di bursa saham, jadi tiap akhir bulan pasti harus berkemah di kantor, kadang tiap minggu atau dua hari sekali, aku tidak mau menghitung.
H-9 dan persiapan menuju pernikahan sudah seratus persen.
Aku kelur dari mobil dan mengucup dahi Andre dari balik jendela mobil, melambaikan tangan. Gina memukul punggunggku dan berucap lirih “cute banget sih.” aku melihatnya dan memutar bola mata.
“BRAAK!”
Semua menjadi gelap bersamaan dengan bunyi sirine yang terus meraung di kepalaku.

Bersambung ...

Minggu depan aku update ya :)

Friday, February 9, 2018

Enaknya wirausaha APA ? - yang penting kamunya enjoy

Halo semua....
Di postingan kali ini aku mo ngangkat tema prihal wirausaha. Kalo ditanya mo wirausaha apa, harigini biasanya pada ngelirik kuliner, dan aku lagi pingin banget buat usaha kuliner, udah dari dulu cari cara biar bisa jadi wirausahawan yang baik dan ngumpulin dana, tapi karena aku orangnya anget-anget tahi ayam jadinya ya gitu, cuma sebatas dalam angan aja. Dan akhir akhir ini aku tertarik ama bisnis franchise kuliner yang banyak dan murah murah, mulai dari 3 jutaan bisa buat usaha sendiri tanpa perlu mikir panjang lebar, soalnya semua udah ada dalam satu paket dan kita cuma modal duit, tenaga kerja ma lokasi aja. Kalo masalah franchise yang betebaran itu gak bakal aku bahas, soalnya disini aku mo ngajarin yang mau buat usaha kuliner kecil kecilan dulu dengan modal nekat sendiri. aku bukan konsultan bisnis, jadi aku cuma bisa bantu prihal gimana produk mu terlihat apik di mata orang dan mereka akan membeli, secara dulu aku cuma kuliah jurusan periklanan jadi ya cuma tahu cara narik orang dengan bantuan visual...wkwkwk bukan cara pengelolaan bisnismu biar maju.

Kalo aku sih jadi wirausaha mending buat jasa pembuatan undangan kawinan, tapi aku gak mau ngebahas itu disini, jadinya aku mo bahas usaha kuliner tentang Ayam popcorn (udah banyak ya), tahu mercon yang pedes itu, terus apa ya, kalo minuman yang asli aja ya kayak kopi tapi dibuat macem macem gitu(enggak pake perasa yang aneh-aneh), usaha bento(bukan kiriben ya), usaha makanan sehat kayak salad gitu, juga apa ya, kasih tahu dong apa usaha yang ngehit, ntar aku buat pembahasannya di blogku.

Yang penting semua yang kamu lakuin enjoy dan jangan berorientasi langsung bakal sukses, soalnya itu gak gampang.
Kalo buat usaha kulinet kecil kecilan dan buka lapak di depan sekolahan gitu or depan minimarket yangbanyak bertaburan dijalan apa sih yang dibutuhin.


  • Gerobak buat usaha kamu, ama peralatan masak(kalo emang harus live cooking disitu)
  • Karyawan or dirimu terjun langsung disitu
  • Semua bahan
  • Kemasan
  • Banner promosi
  • Seragam biar pandangan orang lebih percaya
  • Mental
  • Juga kebersihan dijaga, kalo jorok bikin ogah nengok apalagi beli
Aku cuma bakal bahas pembuatan Desain Banner, desain kemasan, desain alat promosi, grobak, seragam, ama resep pembuatannya(dikembangin sendiri ya).

Jadi next posting usaha apa yang bakal aku bahas, kita tunggu aja, aku lagi mikir juga, next week ya

Thursday, February 8, 2018

Resep Dimsum Ayam - niat masak buat modal nikah

Kemaren liat di lemari ada tepung, sisa buat donat (gagal) yang bikin ketawa garing. Terus liat lemari es di frezernya ada ayam punya mamah, kok kasihan cuma sendirian di frezer yang segede itu, jadi aku ambil dan gak lupa ngegeledah stok sayur punya mamah. Jadi gini....aku tu hobi beli buku apapun itu ampe lemari tumpah ruah isinya buku (kebanyakan manga ama novel sih) terus aku juga langganan majalah masak dan buku masakku juga banyak, cuma sayang aku males praktekin.
Kenapa males dipraktekin, karena kadang bahannya gak ada, jadi di blog ini aku bakal ngasih resep yang aku otak atik dari resep yang ada (kayaknya). Juga resep dari mamah (juga sering eksperiment kalo kepepet abang abang tukang belanjaan gak lewat dan bahan masakan cuma sekadarnya dan kadang gak nyambung kalo digabung buat dimakan, tapi jadinya enak juga....jam terbangnya udah tinggi sih mamahku....aku harus berusaha)
Aku gak punya timbangan jadi untuk kalian yang gak punya peralatan lengkap didapur, saya juga dan itu gak masalah, tapi kalo bisa sih minimal ada sendok taker ma timbangan(ingetin diri yang belum beli-beli).

Kenapa pilih dimsum soalnya enak dan gampang buatnya(kalo kulitnya beli jadi). Nah ini aku gak beli jadi, cuma liat bahan sisa kasihan aja gitu gak dipake. aturan sih pake tepung protein tinggi or sedeng, tapi aku adanya protein rendah(kunci biru) ya udah gak apa, dan harusnya pake tapioka tapi ternyata pas aku liat di kulkas, tu tepung udah kadaluarsa sejak desember tahun 2017.....2 bulan kemaren dong. ya udah, aku pake tepung telur garem ma air panas aja, pake telur biar kenyel gitu....bahan dasar kulitnya tak buat kayak bahan dasar ngebuat mie telor or pasta....dan asli enak kok, jadi pas kulitnya udah jadi dan aku kasih isian, ternyata tu kulit nyisa, jadi aku jadiin mie....dan rasanya kenyel enak kayak mie telor gitu, cuma hambar...kan gak dikasih bumbu.

Resep Kulit Dimsum
  • 250 gram Tepung kunci biru (2 cup, aku sih naker pake gelas ukur air, jadi 500ml)
  • 1 sdt Garem
  • 1 butir telor ayam yang gede (mantep lagi pake telor bebek)
  • Air panas (nah ini ni kagak aku taker, pokoknya dikit aja ampe tu adonan kalis)

Resep Isian
  • 300 gram ayam (keliatannya sih. aku gak nimbang, kebiasaan aja kalo beli di ibuk-ibuk tukang ayam segitu)
  • 2 Batang kucai Gede iris tipis (Banyakin aja, 5 or 6 juga gak papa, kemaren cuma tinggal segitu jadi dikit doang aku pakenya)
  • 2 batang seledri iris tipis
  • 3 Siung bawang putih keprak dulu
  • 1 sdt garem
  • 1 sdt gula
  • 1 sdt merica bubuk
  • mo pake penyedap boleh kalo aku sih enggak, soalnya papahku gak bakal ikutan makan.
Cara masak

kulit : langsung campur semua, pake garpu ya ngaduknya or sumpit, puanaaaas lho, ati ati, terus kalo udah gak terlalu panas diulenin pake tangan ampe kalis, abis itu di biarin aja gitu 30 menitan, biar glutennya bereaksi.

isian: campur semua bahan di foodprosesor kecuali kucai ama seledri, kalo gak ada foodprosesor pake blander yang kecil juga boleh, kalo gak punya juga bisa di cacah tu ayamnya, terus bumbunya diuleg manual. Kalo udah kecampur rata tinggal ditamabahin irisan kucai plus sledri, kucai itu daun bawang.

Di gambar atas yang pertama ada gelas kramik kan, itu buat ngegiling adonan biar jadi bunder, jadi pas udah diistirahatin si adonan kulit, terus di bagi jadi 16 bagian, abis itu dibuat bulet dipipihin terus di pipihin jadi lingkaran lebar, terus dikasih isian  terus dilipet lagi jadi bentuk apa aja boleh sih, kayak pastel juga boleh, tu sisa adonan yang gak kepake aku jadiin mie, wkwkwkwk

kalo udah bisa di kukus di dandang dengan api besar 20 menit ampe mateng, kalo gak ada kukusan di godog aja, kayak ravioli ya.... kalo gak punya panci buat nge godok, bisa pake teflon, jadi susun dimsumnya di wajan teflon terus yang udah dipanasin dan dikasih minyak goreng dikit aja, terus tu dimsum dibiarin di teflon beberapa detik, 30 detik aja, liat kalo bawah dimsum agak kecoklatan berati oke, kalo udah tuangin air ke dalam teflon yang berisi dimsum itu, sampe rada mumcup di ujung dimsum(kerendem 3/4) terus tutup si tefon pake tutupan wajan dan dibiarin ampe airnya abis(apinya sedeng aja) kalo airnya udah abis dibiarin dulu, kan ada suara mendesis gitu gak ape-ape, kalo udah 30 detik buka tu tutup wajan dan liat apakah bawah dimsum udah cokelat, kalo iya silahkan di angkat dan dinikmati.

di cocol kecap manis enak, enggak juga enak, saus sambel lebih enak lagi.....
Maaf gak ada foto jadinya, lupa kalo mo di post di blog jadi pas keinget ternyata dimsumnya udah abis semua. Oya, kalo gak abis, dimsum yang masih mentah taruh aja di freezer, besok baru di masak, kalo mo dimasak dari freezer jangan langsung di proses, tapi di taruh di kulkas bawah dulu, baru kalo udah gak terlalu keras di taruh di suhu ruang terus di proses buat dimasak deh....

terimakasih, dan kalo ada yang mo request resep alakadar dan bahan minim, bisa tanya ke saya, sapa tahu bisa bantu, without penyedap rasa we can do.... hidup sehat dan modal nekat bisa masak
see ya di postingan selanjutnya....

Aku lagi nunggu updatean komik onepunch man, kok lama terbitnya ya......... akukan mo beli komiknya...... di jepang vol 13 udah lama lewaaaaat, di mari masih vol 10, -..-' 

Sunday, February 4, 2018

Perjuangan Nonton Dilan 1990

Hallo semuanya, aku lagi bahagia ne.
Untung aku beli smartphone setahun yang lalu. Aku bukan orang yang uptodate sama teknologi komunikasi, jadi dari SD sampe kerja setahun aku pakai handphone basic, setelah setahun kerja ternyata disuruh komunikasi melalui pesan grub, jadi ya harus beli smartphone. dan mulai dari situ aku membuka lembar baru dan bisa berhubungan sama temen temenku yang dulu, waktu SD, SMP, SMA, Kuliah, semuanya ternyata bisa diakses pake tu benda kecil yang ternyata sangat fungsional. Rada nyesel gara-gara telat punya smartphone, secara aku lebih ngeupdate di sektor lain, eman eman beli smartphone mahal kan ya...hehe tapi sekarang yang murah udah banyak, tetep sayang juga kalo beli tapi butuh. aku lebih berat beli komik ma elektronik pendukung hobi dan buat kerjaku ketimbang alat komunikasi....padahal ada email kan ya cuma kalo buat percakapan tiap waktu susah juga kudu buka email terus....
Nah yang bikin idupku lebih maju bukan cuma smartphone, tapi aku udah berani naik motor sendiri.....idup jadi lebih praktis dan gak ketergantungan ma papah. Dan kemaren sabtu temenku ngajakin nonton film dilan 1990.

Terakhir aku nonton bioskop waktu umur 9 tahun, film petualangan sherina. Dulu sering banget kepikiran mo nonton sendiri tapi gak tahu caranya gimana, abis beli tiket terus aku bingung cari tempat duduknya...kan gelap ya. mo ajak temen juga bingung, dulu aku orangnya gak suka keluar rumah jauh-jauh.

Akhirnya kemaren sabtu abis aku pulang kerja, langsung meluncur ke rumah, mandi dan berangkat lagi ke xxi, itu di DPmall.

Waktu meluncur di jalanan kota yang padet (malem minggu ne biasa tiap pusat kota macet), aku ambil jalan utama lewat simpang lima dan lanjut lewat gajahmada. Seingetku dari gajahmada kalo terus bakalan nyampe di pemuda, jadi aku terus aja, terus terus terus dan liat ada perempatan belok kiri(harusnya). Tapi kok jalan di depanku tambah mengecil dan keliatannya bukan jalan utama, kayak jalan gang gitu dan beberapa ratus meter setelahnya aku berasa di hutan belantara(gak tahu ada dimana). Untung ada lampu merah dan aku sontak lihat kekiri dan ada bapak-bapak ngegoncengin istrinya(mungkin).
"Ini dimana ya pak". Dalam hati bilang...Begoooo banget
"Poncol mbak, sambil ngelirik ke kanan jalan." Pas tak lihat...iya itu stasiun poncol
"Eeeeeeeh, lha terus saya gimana." Aku reflek tanyak ke bapaknya.
"Lha mbaknya mo kemana." Oh ya deng bapaknya gak tahu tujuanku ya, cuma bisa teriak dalam hati(soalnya tu film jam setengah 5 dan ini udah jam 4 lebih 10)
"Kalo mo ke DP mall lewat mana ya pak." aku cuma mikir, sempet gak ya sampe bioskop, kalo telat boleh masuk gak sih
"Lha ini belok kiri mbak, terus ampe lampu merah belok kanan."
"Terimakasih ya pak" Percakapan singkatku dengan si bapak membuka secerca harapan untukku.

Pas udah belok kiri terus dan liat ada lampu merah aku baru sadar dan serangan rasa malu memuncak di kepalaku. DEKET BANGET ternyata, aku kira tadi nyasar ampe jauuuuh banget, ternyata.
Tapi perjuangan belum berakhir soalnya di jalan pemuda rame dan macet, yang pada mau masuk paragon tu lho buanyak dan aku mo ke DPmall yang ada di depannya ikutan kesendat macetnya.

permasalahan selnajutnya muncul saat menuju parkiran, dalam hati aku bilang, kalo gak da parkiran aku balik dan ganti uang gak papa kok buat tiket nonton....WHY? so stupid ya.....
Jadi aku baru berani naik motor enam bulan lalu, dan aku cuma tahu jalan dari rumah ke kantor, rumah ke gramedia, ke kampus, ke mall di pusat kota dan aku benci parkir, kalo gak ada tempat parkir gimana....makanya dari waktu sekolah aku lebih suka maik BRT, kalo angkot kejauhan jaraknya aku mabuk, omprengan juga mabok, yang gak mabok cuma naek BRT, udah coba-coba soalnya.
Alhamdulillah ada parkiran dan aku butuh 10 menit buat parkir, ampe ada mas-mas yang ngeliatin kayak mo ngebantu gitu tapi ragu-ragu(again.... aku teriak dalam hati...kampreeeeet susah banget ne mo parkir, sempiiiiit)

masalah ada lagi ne, aku lama banget gak ke mall, kalo ke mal pasti nyasar dan disinilah aku, nyasar di dalem mall....BTW xxi dimana?
Setelah telpon natali temenku, aku langsung naik eskalator(buseeet mati ne eskalator) di lante dua ada carefour naik lagi dan si Nat udah nunggu di AW.
Yahooooooo, senyumku padam saat melihat cuma dia yang disana....yang laen pada dimana.
Ternyata aku sampe TKP lima menit sebelum film tayang dan temenku yang lain belum dateng...wkwkwkwk, kalo tau gini aku gak usah heboh....

setelah nunggu 10 menitan aku di telfon ma temenku yang pegang tiket. Dan aku gak mudeng harus ngapain dan si Nat yang ambil alih. Jadi ceritanya kan pake gotrik apa apa gitu gak mudeng matrik apa apa ya, pokoknya di print tiketnya. Dan akhirnya semua datang dan kita masuk studio satu jam lima kurang sepuluh.... dan pas aku masuk wajahnya di Iqbal gede banget di layar.
Aku cuma liat bawah sambil ngegandeng tangan temenku takut ilang dan aku cuma ngikutin jadi aku duduk dimana temenku duduk(sebelahnya), aku gak suka gelap, makanya aku keknya ngegenggem tangan temenku kekencengan deh...SORRY

Filnya bagus, 45 menit pertama aku nikmati banget lho, tipikal shojo manga, cuma ne ada sequel kan ya, jadi konfliknya gak dapet menurutku, kurang greget dan aku jengkel banget waktu adegan ngobrol di mobil....itu greenscreen kan ya, kok gak natural, dan aku merasa mulai ngantuk disaat pertengahan film, bagus buat ank remaja, tapi aku yang udah 25 mungkin enggak ya, kalo baca novelnya mungkin bakal suka bangeeeet. act nya si iqbal lucu deh, lovely, ama yang jadi milea ya.... juga imut. spoiler ya.... tu dari pertama ampe akhir si dilan cuma ngerayu milea, kalo pertama gak papa tapi karna diulang ampe credit title jadi bosen, gak kerasa ada konflik, klimaks dan antiklimaks, aku gak nyesel lho nonton tu film, tiap orang beda pandangan ya, coba ditunggu dilan 1991.

yang pasti aku seneng karena bisa jalan bareng temen..... dan bisa nonton, dan sebenernya aku gak peduli nonton apa aja yang penting bisa kumpul......maklum butuh rekreasi,,,,kerja terus penat.

Kalo udah punya doi pasti bakal aku ajakin nonton lagi....nonton bioskop ternyata seru..... :)

Mencari sosok Ayah untuk anakku

Bingung rasanya karna ank mulai tambah besar, harus bilang apa gitu .... kalo semisal tanya Papah dimana mah....? Just saying luar kota....o...